Pemanfaatan Blog Dalam Pembelajaran Daring
Nama Guru : Sri Arini, S.Pd
Guru Mapel : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Kelas : VII
Sekolah : SMPN 1 Kraksaan Kabupaten
Probolinggo
Daring, daring dan daring lagi. Boring
ah , ngabisin kuota dan bla…bla…“Apa tidak ada cara lain?”
Itu sepenggal cuitan peserta didik di
kolom status. Cuitan - cuitan peserta didik itu membuat kita sebagai pengajar
galau. Beribu angan muncul apa yang harus kita lakukan agar peserta didik tidak
boring dalam mengikuti pembelajaran daring ??? Bagaimana dengan pengajar yang
lain ?
Proses pembelajaran
daring merupakan salah satu cara yang efektif digunakan pengajar karena
terkendala adanya Covid-19 yang mengharuskan siswa dan guru melakukan WFH (Work From Home). Dalam proses pembelajaran
ini pengajar memilih menggunakan blog sebagai media pembelajaran daring karena
ada beberapa kelebihan, yaitu tidak memerlukan kuota data yang besar sehingga
tidak memberatkan kondisi keuangan orang tua, mudah diakses melalui berbagai perangkat,
dan mudah diakses peserta didik melalui berbagai perambah.
Dengan mempertimbangkan
kelebihan media blog, pengajar memutuskan untuk menggunakan media blog sebagai
media pembelajaran daring. Pengajar memilih dan memutuskan menggunakan media
blog dengan memperhatikan kondisi lingkungan peserta didik di Kabupaten Probolinggo yang
tersebar luas dari daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan
pegunungan. Kondisi lingkungan yang bervariasi tersebut sangat berpengaruh pada
penggunaan jaringan internet, ada beberapa wilayah yang mudah mengakses
jaringan internet, dan ada sebagian wilayah yang sulit mengakses jaringan
internet.
Dalam penyampaian
materi pengajar berusaha mencari cara yang menyenangkan dan interaktif untuk menghindarkan
peserta didik dari rasa bosan karena
berbulan - bulan harus belajar dari rumah. Pemilihan materi harus difikirkan secara matang karena adanya keterbatasan waktu. Seorang
pengajar dituntut untuk dapat mencari materi esensial yang dapat mengembangkan potensi peserta didik agar
memiliki kepekaan terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif dan terampil
mengatasi setiap masalah. Kami sebagai pengajar dituntut agar dapat
mengajarkan life skill pada peserta didik
agar tetap survive di tengah
keterbatasan karena adanya Covid-19. “Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang
Akibat Faktor Alam” sangat bermanfaat diajarkan pada peserta didik karena kita
sebagai manusia tidak bisa mempredikasi terjadinya bencana alam di lingkungan
sekitar. Dari permasalahan inilah kita sebagai pengajar perlu mengajarkan life skill pada peserta didik sebagai
bekal masa depannya.
Pengajar mengunakan metode pembelajaramn PBL (Problem
Based Learning) dimana peserta didik diarahkan untuk dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya. “Ini mah sudah
biasa”, begitu komentar beberapa rekan guru. Sikap dan perkataan seperti
itu akan menjadi biasa jika kita mengajar secara konvensional (tatap muka), yang
dengan mudah mengontrol peserta didik, tetapi akan “menjadi luar biasa” karena sekarang kita melaksanakan pembelajaran
daring. Berawal dari hal tersebut kami selalu pengajar berusaha mencari cara
dan solusi agar pembelajaran daring berhasil baik dengan memadukan penggunakan google form dengan
dengan media blog.
Pelaksanaan pembelajaran daring menuntut seorang pengajar harus mampu dan menguasai teknologi untuk melalukan tiga penilaian sekaligus, yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian pengetahuan “ah itu sudah biasa” dan mudah walaupun dilakukan secara daring (dengan mengumpulkan tugas lewat WA, telegaram, ataupun google form) sedangkan untuk penilaian sikap bisa dilihat dari keaktifan, disiplin, ketepatan waktu mengumpulkan tugas, serta mengikuti pembelajaran melaui zoom, google meet, atau absensi melaui whatsapp grup kelas IPS dengan menggunakan pesan suara. Yang menjadi pertanyaan kami sebagai pengajar. Apakah bisa memberikan penilaian peserta didik pada aspek keterampilan? “Why not”. Penilaian keterampilan tetap bisa dilakukan yang awalnya dilakukan secara konvensional, diubah dengan memanfatkan teknologi smart phone yang dimiliki peserta didik. Langkah-langkah pembelajaran daring dengan media blog dan google form adalah sebagai berikut :
1. Pengajar menggunakan google meet untuk berkomunikasi aktif dengan peserta didik dan menanyakan pentingnya materi letak geologis Indonesia, karena wilayah Kabupaten Probolinggo dikeliling gunung - gunung yang masih aktif (Gunung Bromo, Gunung Semeru, dan Gunung Raung).
2. Pengajar menampilkan media pembelajaran Alat Pedeteksi Gempa Bumi Sederhana (ADEK EMBUN). Pengajar menanyakan pada siswa, “Apa yang kalian lakukan apabila ADEK EMBUN ini berbunyi atau bergetar”?
3. Peserta didik akan bereaksi setelah mendengar “ADEK EMBUN” berbunyi atau bergetar, dengan melakukan perlindungan diri agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
4. Peserta didik melakukan simulasi gempa bumi di rumah masing - masing dan aktivitas tersebut didokumentasikan dalam bentuk video/foto.
5. Pengajar memberikan permasalahan melalui lembar kerja peserta didik (LKPD) melalui blog.
Profil Penulis
SRI
ARINI, S.Pd
Lahir di Jember, 13
November 1972. Alamat email arinisahputra@gmail.com.
Penulis sebagai guru pengajar di SMPN 1 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Riwayat pendidikan SDN 2 Gebang, Kabupaten
Jember (lulus tahun 1985), SMPN 1 Jember, (lulus tahun 1988), SMAN 3 Jember (lulus tahun 1991) dan menempuh S1 di FKIP Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Jember (lulus tahun 1996). Pengajar tinggal di Krasaan,
pemilik hobby traveling sebagai
pengagum keindahan Sang Maha Karya Allah SWT. Cita - cita ingin selalu menjadi
pendorong semangat dan inspirasi bagi
peserta didik menuju Indonesia Emas.
http://gurupenggerakindonesia.com.
#PGRI
#KOGTIK
#EPSON
#KSGN